Sajak Sadarlah di Pembela Islam
edisi 14
|
Sadarlah*
Nasbiroe**
Wahai kaumku penduduk alam
Insaflah kita suruhan Islam
Peganglah Qur’an kalamulkalam
Pemimpin kita siang dan malam
Sabda Nabi marilah indahkan
Suruhan Muhammad mari tinggikan
Perintah Islam mesti jalankan
Dunia akhirat harus majukan
Ingatlah saudaraku musuh menjelma
Tipuan Baratnya sudah ternama
Mengajak saudaraku tukar agama
Sadarlah kita bersama-sama
Mereka berikhtiar mencerai-beraikan
Pemeluk Qur’an mereka lenyapkan
Dajal dan setan mereka majukan
Pengaruh Barat mereka besarkan
Rahasia musuh sudahlah terang
Merintangi Islam terang benderang
Kafir munafik tidaklah kurang
Mulutnya kotor hatinya girang
Kaum netral jadikan pandangan
Lempar batu sembunyi tangan
Berjanji tidak memberi rintangan
Murah di mulut mahal di timbangan
Pemimpin munafik banyak bahaya
Laksana macan singa buaya
Selalu mereka berdaya upaya
Supaya kepadanya kamu percaya
Soetono Sartono nyata sikapnya
Tjipto Soekarno buka rahasianya
Pemimpin kebangsaan sama macamnya
Membenci Islam tidak batasnya
Soetomo Anwari Soeara Oemoemnya
Menukar Mekkah dengan Digoelnya
Bukan Ka’bah jadi kiblatnya
Haji ke Mekkah jadi celaannya
Celebes Borneo Java Sumatra
Molukken Flores Papua Madura
Bangunlah Islam wahai saudara
Jangan lagi panjang bicara
Dimanakah letaknya keimanan kita
Bilakah lagi seia sekata
Belumkah terang Allah berkata
Musyrikin khianat semata-mata
Laki-laki perempuan tua dan muda
Mari teguhkan iman di dada
Begitu pula kaum berada
Tunjanglah kami seberapa ada
Ya Allah Tuhan semesta
Padamu saja kami meminta
Jauhkan bala malang sengketa
Tetapkan iman di dada kita
Kaum Islam kuatkan barisan
Nantikan serangan dengan balasan
Tinggikan Islam janganlah bosan
Sampaikan seruan berpesan-pesan
Hanya Allah Robbul Alaamiin
Tempat berlindung kaum muslimin
Qur’an dan Hadits tempat bercermin
Jadi pedoman bagi pemimpin
Alhamdulillah khaliqul alam
Pada Muhammad shalawat dan salam
Junjungan ilmu tiang Islam
Menarik umatnya dari tenggelam.
*Sajak ini dimuat dalam majalah Pembela Islam edisi 14 dan ditulis
ulang dengan perbaikan pada ejaannya.
** Penulis sajak ini menggunakan nama pena Nasbiroe. Ada tiga
kemungkinan terkait Nasbiroe ini. Bisa jadi, ini nama pena yang digunakan
Mohammad Natsir untuk menulis sajak ini. Bisa jadi juga nama pena ini digunakan
oleh gurunya, M. Natsir yakni A Hassan untuk menulis sajak ini. Dan bisa pula
Nasbiroe ini merupakan nama asli (orang lain) yang mengirimkan sajaknya ini
kepada tim redaksi majalah Pembela Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar